Weeeele... Coba Anda bayangkan, bagaimana jika Anda bekerja di perusahaan air minum, tapi dilarang oleh sang pimpinan untuk meminum airnya? Atau, Anda bekerja di perusahaan kerupuk, namun oleh sang pimpinan dilarang mencicipi makan kerupuk? Weeeele… Paling tidak, itulah yang terjadi di perusahaan Goldman Sachs Group.
Weeeeele… daripada bingung-bingung and pusing-pusing, baca saja kabar lucu yang kami kutip dari Surya Online berikut ini:
Goldman Sachs Group yang dikabarkan akan menyuntikkan modalnya ke Facebook 450 juta dollar AS ini cukup unik. Pasalnya, para karyawan di firma keuangan tersebut selama ini dilarang “Facebookan” selain untuk urusan kantor.
Jika mengakses Facebook di komputer kantor, setiap karyawan bakal disodori peringatan di layar. Intinya, semua aktivitas yang dilakukan di situs tersebut akan dicatat dan diaudit serta hanya boleh untuk kebutuhan resmi.
“Investasi dari bank di perusahaan yang produknya tidak disukai terkesan lucu, tapi tetap masuk akal,” kata Steven Neil Kaplan, profesor entrepreneurship dan keuangan di Sekolah Bisnis Universitas
Meski menjaga jarak, Goldman kelihatannya memang niat mengetahui lebih banyak soal Facebook. Saat CFO Facebook David Ebersman melakukan audiensi di depan para pejabat Goldman, ia pun berusaha menjelaskan Facebook dari dasar. Menurut sumber Bloomberg yang ikut dalam audiensi tersebut, Ebersman membantu para karyawan Goldman bagaimana menjelaskan Facebook kepada para pemilik modal yang umumnya berusia lanjut.
Ebersman sempat menceritakan kepada peserta audiensi, bahwa ia berhasil dibujuk CEO Facebook Mark Zuckerberg untuk bergabung sejak Juni 2010 lalu juga setelah melihat manfaat Facebook bagi anaknya. Ia sadar bagaimana anaknya menikmati foto teman-temannya dari tahun ke tahun. Namun, ia juga menjelaskan bagaimana Facebook bisa menangguk untung dari iklan-iklan kecil yang sangat banyak potensinya.
Juru bicara Golgman belum mau bekromentar soal pembatasan Facebook di lingkungan perusahaan. Saat ini, Facebook mungkin masih asing buat karyawan Goldman, namun ke depan bisa jadi merekalah yang turut menentukan masa depan Facebook. (klc-1)
0 Response to " "