Woooouh... Cuma Demi Pendidikan,
Siswi Kamboja Jual Keperawanan...
Dan Ini Sedang Trend Lho...
PNOM PENH, kabarlucu.com
Menurut laporan yang dikeluarkan Organisasi Buruh Sedunia (ILO), tingkat pengangguran kawula muda di negara-negara Asia Tenggara seperti Kamboja, diperkirakan akan meningkat hingga 14,8 persen hingga akhir tahun ini.
Untuk berjuang memperoleh pendidikan dan agar mereka dapat bersaing dalam pasar kerja, para perempuan muda mengambil tindakan nekat.
Ada seorang perempuan Kamboja menjual seks demi bisa bersekolah yang ditemukan di sebuah restoran kecil dekat SMU (Sekolah Menengah Umum) di Pnom Penh.
Sebat saja namanya Mani. Cewek ini berparas cantik, berkulit agak putih, baru berusia 15 tahun, dan sedang duduk bersama teman-teman perempuannya dengan masih memakai seragam sekolah di satu restoran kecil di dekat SMU mereka.
Mani berasal dari keluarga miskin yang kesulitan membayar biaya pendidikannya sehingga dia bertindak sendiri.
"Salah satu teman perempuan saya mengenalkan saya pada pria kaya dan dia meyakinkan saya supaya jadi pacarnya. Jadi dia bisa membyar biaya pendidikan saya. Karena keluarga saya miskin dan saya butuh uang untuk bersekolah maka saya mau melakukan itu. Pria itu mengajak saya ke klub karaoke, lalu membawa saya ke hotel dan semua itu terjadi di sana. Lalu saya diberi uang. Saya diam-diam pergi dengan dia dan selalu berhubungan dengan dia," akunya.
Menurut Mani, ada sekitar 30 anak perempuan di SMU-nya datang dan meminta dia untuk dikenalkan dengan para lelaki kaya. Tujuannya, agar mereka bisa melakukan hal yang sama.
Menurut sejumlah kelompok perlindungan perdagangan seks, ini merupakan masalah baru yang dihadapi Kamboja. Seila Samleang, direktur LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) Actions pour les Enfant, satu lembaga yang memerangi eksploitasi seksual anak-anak menyatakan keprihatinannya.
"Masih ada keprihatinan besar. Orang-orang miskin rela menjual anak-anak mereka atau diri mereka sendiri ke dalam pelacuran. Jadi mereka yang kesulitan memperoleh pekerjaan atau penghasilan yang lebih baik, memutuskan untuk memasuki dunia pelacuran demi menghasilkan sejumlah uang. Di sana, ada banyak kasus siswi muda menjual keperawanan mereka demi uang sekolah, untuk membiayai studi mereka. Masalah ini masih terus berlanjut," papar Seila.
Para guru, kepala sekolah dan institusi pendidikan, sudah mengetahui masalah ini tapi menyalahkan sikap para orang tua. "Kami hanya melihat para siswa siswi sepanjang hari. Para orangtua wajib mendidik anak-anak mereka soal hidup, dan tidak tergantung 100 persen dengan sekolah. Kami sebagai guru mengikuti kebijakan pendidikan negara, kami menerima segala macam pelajar, termasuk mereka yang menjual diri demi melanjutkan studi mereka," kata So Sovanna, kepala sekolah SMU Baktuk.
Tapi para orang tua seperti Chang Chamreum, yang berusia 37 tahun, mengatakan sangat sulit mengendalikan anak di dalam kota modern yang cepat berubah seperti Pnom Penh.
"Seperti yang bisa dilihat, berbagai bar dan klub muncul dimana-mana dan gaya hidup yang materialistik sangat menarik anak-anak muda. Saya takut, kalau pemerintah dan para orang tua tidak bertindak bersama-sama, maka akan merusak masyarakat kita," ujar Chang Chamreum.
Pemerintah juga kesulitan dengan tren ini tapi menyatakan berupaya mendidik para siswa supaya tidak menjual tubuh mereka demi pendidikan. "Anak-anak muda harus kembali ke jalan yang benar. Menjual diri dan menggunakan narkoba akan merusak generasi muda dan negeri ini. Masih ada kesempatan untuk berubah dan memperbaiki diri kita sendiri, kalau kita kembali lagi ke jalan yang benar," tegas Khiev Sopeak, jurubicara Kementerian Dalam Negeri Kamboja.
Mani, siswi yang menjual keperawanannya untuk bisa bersekolah, sekarang menyatakan menyesali keputusannya. "Saya hanya ingin menyampaikan kepada para perempuan muda lainnya, jangan ikuti jejak saya. Kalau Anda menghasilkan uang dengan cara seperti itu, ini adalah uang kotor dan anda tidak akan bisa lakukan apa-apa dengan uang seperti itu," demikian kata Mani.
(analisadaily.com/klc-1)
0 Response to " "