Pengangguran Biadab!
Weee, Ibunya Dikeloni...
Anaknya Juga Digarap…
BATAM, kabarlucu.com
Pagirin adalah lelaki biadab sejati. Sudah malas bekerja alias penggangguran, Pagirin ternyata juga mempunyai jurus jitu untuk menaklukkan wanita. Seorang wanita berusia 35 tahun yang memiliki anak putri berusia 15 tahun, menjadi sasaran Pagirin.
Ibunya dikeloni, weee... anaknya juga digarap di atas ranjang. Akibatnya? Pagirin menjadi buronan polisi. Bagaimana kabar selengkapnya? Baca saja kisah lelaki biadab sejati yang kami kutip dari posmetrobatam.com di bawah ini:
Langkah kaki dua perempuan berbeda usia itu bergegas masuk ke ruang Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Bengkong, Kota Batam. Seakan tak kuat menahan beban yang melanda hidupnya, tangis Dw (35) seketika pecah ketika baru saja menghenyakan pantatnya duduk di depan polisi. Sedangkan In, cewek belia berusia 15 tahun ini hanya berdiri mematung di sebalah Dw, ibu kandungnya itu.
“Saya mau melapor Pak! Anak saya diperkosa,” begitulah kalimat yang pertama kali terlontar dari mulut Dw. Anak yang dimaksud Dw, tak lain adalah remaja putri yang berdiri di sampingnya itu.
Ironisnya, pria yang sudah merenggut kesucian putri keduanya itu adalah calon suaminya yang sudah tinggal seatap dengannya. “Saya tak nyangka anak saya juga jadi korban,” kata Dw, seakan menyesali perbuatan Pagirin, pria yang akan mempersuntingnya itu.
Diceritakan Dw, ikhwal perkosaan terhadap anaknya itu baru diketahui, Sabtu (28/8) pagi. “Namanya naluri seorang ibu, saya curiga dengan perubahan sikap anak saya,” kata perempuan yang bekerja di sebuah tempat biliar di kawasan Bengkong ini.
Saat baru memulai cerita, Dw diam sesaat. Ia terisak, menutupi wajahnya. Lama terdiam, ibu beranak dua ini kembali melanjutkan ceritanya. “Perlahan, saya korek terus informasi dari dia (anak),” katanya. Ternyata, kecurigaannya tak meleset. Namun, yang membuat Dw tak percaya, pelaku yang menzinahi anaknya itu justru Pagirin, pria calon suaminya.
Ketika mengetahui anaknya sudah tiga kali diperkosa Pagirin, Dw pun segera membawa anaknya itu ke Kepolisian Sektor Bengkong. “Sampai sekarang, dia (Pagirin) belum tahu kalau rahasianya sudah terbongkar. Saya ingin dia langsung ditangkap, pak!” Dw mengiba. Ia menyebut, kemarin pagi itu, Pagirin pamit ke Tiban dengan tujuan yang tak pasti.
Sudah Tinggal Serumah
Diceritakan Dw, ia dan Pagirin sudah kenal sejak satu setengah tahun lalu. Sebagai janda yang dicerai suami, ibu dua anak ini kepincut dengan pesona Pagirin yang juga seorang duda asal tanah Jawa tersebut.
Cinta, membuat buta mata Dw. Walau pria yang dicintainya itu seorang pengangguran tulen, namun Dw rela hidup serumah di sebuah ruli di kawasan Legenda Malaka. “Kami memang berniat akan menikah dengan Pagirin,” begitu pengakuan Dw.
Selama hidup bersama itu, Dw tak menaruh curiga pada kelakuan Pagirin. Bahkan, saking cintanya, Dw rela membanting tulang demi membiayai hidup Pagirin dan putrinya itu. “Anak saya satu lagi di kampung,” urai Dw.
Entah kenapa, belakangan ini, Dw merasa tak enak hati tatkala meninggalkan putrinya itu di rumah. “Saya kerja, jarang saya ada di rumah,” imbuh Dw. Nah, kesempatan itulah yang ternyata dimanfaatkan oleh Pagirin untuk meneguk kenikmatan dari tubuh mungil calon anak tirinya itu.
Tiga Kali Diperkosa
Air mata pilu, tak lagi bisa dibendung In. Seyogyanya, cewek belia seusianya itu kini masih duduk di bangku sekolah. Namun, lantaran terlahir dari keluarga yang berantakan dengan ekonomi pas-pasan, In tetap bersyukur walau hanya bisa menamatkan sekolah dasar (SD).
Bak mendapat seteguk air di pada gersang, sosok Pagirin diharapkan In bisa menjadi pengganti ayah kandungnya. Di awal hubungan asmara ibunya itu, In memang merasa terlindungi. Tapi, beriring jalannya waktu, pertumbuhan fisik In ternyata memancing syahwat calon sang bapak tiri. “Saya melawan, tapi ayah (Pagirin, red) mengancam pakai pisau,” kata In menceritakan kejadian perkosaan itu.
Seingat belia hitam manis ini, perkosaan pertama kali terjadi pada 20 Agustus. Malam itu, saat ibunya tak di rumah, Pagirin memanggilnya masuk ke dalam kamar. Tanpa basa-basi, kata In, di dalam kamar yang biasa jadi tempat peristirahatan ibu dan calon ayah tirinya itu, ia dipaksa melucuti baju yang dikenakannya. Awalnya, ia tak mengerti maksud Pagirin. “Kalau saya tak mau, saya akan dibunuh,” aku In.
Malam itu, In tetap berupaya menolak. Namun Pagirin kian garang. Pisau pun sempat diacungkan. Alhasil, In hanya bisa pasrah saat Pagirin mempereteli satu demi satu pakain yang dikenakannya. Polos tanpa sehelai benang pun, In diperkosa dalam keadaan tak berdaya.
Saat itu, yang ia tahu setelah Pagirin kejang dalam klimaks, ia diperbolehkan lagi mengenakan pakaian. “Tapi habis itu ayah ngancam, Kalau kamu kasih tahu ibumu, kamu saya bunuh di jalan.” jelas In menirukan perkataan calon ayah tirinya itu.
Mulus dengan aksi pertama, Pagirin ketagihan. Terakhir, Jumat (27/8) pagi, saat Dw tak di rumah, Pagirin kembali meneguk syahwat dari tubuh mungil In.
Perubahan sikap In memancing perhatian Dw. Alhasil, setelah hampir satu jam diinterogasi, terkuaklah perbuatan bejat keboan ibunya itu. (pmbc/klc-1)
Weee, Ibunya Dikeloni...
Anaknya Juga Digarap…
BATAM, kabarlucu.com
Pagirin adalah lelaki biadab sejati. Sudah malas bekerja alias penggangguran, Pagirin ternyata juga mempunyai jurus jitu untuk menaklukkan wanita. Seorang wanita berusia 35 tahun yang memiliki anak putri berusia 15 tahun, menjadi sasaran Pagirin.
Ibunya dikeloni, weee... anaknya juga digarap di atas ranjang. Akibatnya? Pagirin menjadi buronan polisi. Bagaimana kabar selengkapnya? Baca saja kisah lelaki biadab sejati yang kami kutip dari posmetrobatam.com di bawah ini:
Langkah kaki dua perempuan berbeda usia itu bergegas masuk ke ruang Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Bengkong, Kota Batam. Seakan tak kuat menahan beban yang melanda hidupnya, tangis Dw (35) seketika pecah ketika baru saja menghenyakan pantatnya duduk di depan polisi. Sedangkan In, cewek belia berusia 15 tahun ini hanya berdiri mematung di sebalah Dw, ibu kandungnya itu.
“Saya mau melapor Pak! Anak saya diperkosa,” begitulah kalimat yang pertama kali terlontar dari mulut Dw. Anak yang dimaksud Dw, tak lain adalah remaja putri yang berdiri di sampingnya itu.
Ironisnya, pria yang sudah merenggut kesucian putri keduanya itu adalah calon suaminya yang sudah tinggal seatap dengannya. “Saya tak nyangka anak saya juga jadi korban,” kata Dw, seakan menyesali perbuatan Pagirin, pria yang akan mempersuntingnya itu.
Diceritakan Dw, ikhwal perkosaan terhadap anaknya itu baru diketahui, Sabtu (28/8) pagi. “Namanya naluri seorang ibu, saya curiga dengan perubahan sikap anak saya,” kata perempuan yang bekerja di sebuah tempat biliar di kawasan Bengkong ini.
Saat baru memulai cerita, Dw diam sesaat. Ia terisak, menutupi wajahnya. Lama terdiam, ibu beranak dua ini kembali melanjutkan ceritanya. “Perlahan, saya korek terus informasi dari dia (anak),” katanya. Ternyata, kecurigaannya tak meleset. Namun, yang membuat Dw tak percaya, pelaku yang menzinahi anaknya itu justru Pagirin, pria calon suaminya.
Ketika mengetahui anaknya sudah tiga kali diperkosa Pagirin, Dw pun segera membawa anaknya itu ke Kepolisian Sektor Bengkong. “Sampai sekarang, dia (Pagirin) belum tahu kalau rahasianya sudah terbongkar. Saya ingin dia langsung ditangkap, pak!” Dw mengiba. Ia menyebut, kemarin pagi itu, Pagirin pamit ke Tiban dengan tujuan yang tak pasti.
Sudah Tinggal Serumah
Diceritakan Dw, ia dan Pagirin sudah kenal sejak satu setengah tahun lalu. Sebagai janda yang dicerai suami, ibu dua anak ini kepincut dengan pesona Pagirin yang juga seorang duda asal tanah Jawa tersebut.
Cinta, membuat buta mata Dw. Walau pria yang dicintainya itu seorang pengangguran tulen, namun Dw rela hidup serumah di sebuah ruli di kawasan Legenda Malaka. “Kami memang berniat akan menikah dengan Pagirin,” begitu pengakuan Dw.
Selama hidup bersama itu, Dw tak menaruh curiga pada kelakuan Pagirin. Bahkan, saking cintanya, Dw rela membanting tulang demi membiayai hidup Pagirin dan putrinya itu. “Anak saya satu lagi di kampung,” urai Dw.
Entah kenapa, belakangan ini, Dw merasa tak enak hati tatkala meninggalkan putrinya itu di rumah. “Saya kerja, jarang saya ada di rumah,” imbuh Dw. Nah, kesempatan itulah yang ternyata dimanfaatkan oleh Pagirin untuk meneguk kenikmatan dari tubuh mungil calon anak tirinya itu.
Tiga Kali Diperkosa
Air mata pilu, tak lagi bisa dibendung In. Seyogyanya, cewek belia seusianya itu kini masih duduk di bangku sekolah. Namun, lantaran terlahir dari keluarga yang berantakan dengan ekonomi pas-pasan, In tetap bersyukur walau hanya bisa menamatkan sekolah dasar (SD).
Bak mendapat seteguk air di pada gersang, sosok Pagirin diharapkan In bisa menjadi pengganti ayah kandungnya. Di awal hubungan asmara ibunya itu, In memang merasa terlindungi. Tapi, beriring jalannya waktu, pertumbuhan fisik In ternyata memancing syahwat calon sang bapak tiri. “Saya melawan, tapi ayah (Pagirin, red) mengancam pakai pisau,” kata In menceritakan kejadian perkosaan itu.
Seingat belia hitam manis ini, perkosaan pertama kali terjadi pada 20 Agustus. Malam itu, saat ibunya tak di rumah, Pagirin memanggilnya masuk ke dalam kamar. Tanpa basa-basi, kata In, di dalam kamar yang biasa jadi tempat peristirahatan ibu dan calon ayah tirinya itu, ia dipaksa melucuti baju yang dikenakannya. Awalnya, ia tak mengerti maksud Pagirin. “Kalau saya tak mau, saya akan dibunuh,” aku In.
Malam itu, In tetap berupaya menolak. Namun Pagirin kian garang. Pisau pun sempat diacungkan. Alhasil, In hanya bisa pasrah saat Pagirin mempereteli satu demi satu pakain yang dikenakannya. Polos tanpa sehelai benang pun, In diperkosa dalam keadaan tak berdaya.
Saat itu, yang ia tahu setelah Pagirin kejang dalam klimaks, ia diperbolehkan lagi mengenakan pakaian. “Tapi habis itu ayah ngancam, Kalau kamu kasih tahu ibumu, kamu saya bunuh di jalan.” jelas In menirukan perkataan calon ayah tirinya itu.
Mulus dengan aksi pertama, Pagirin ketagihan. Terakhir, Jumat (27/8) pagi, saat Dw tak di rumah, Pagirin kembali meneguk syahwat dari tubuh mungil In.
Perubahan sikap In memancing perhatian Dw. Alhasil, setelah hampir satu jam diinterogasi, terkuaklah perbuatan bejat keboan ibunya itu. (pmbc/klc-1)
0 Response to " "