Kapan Rapor Hijau, Ungu, atau Biru?
Kok Rapor DPRD Payakumbuh Merah?
*Setahun 30 Kali ke Luar Daerah*
PAYAKUMBUH, kabarlucu.com
Rabu (1/9/2010), tepat setahun anggota DPRD Payakumbuh periode 2009-2014 dilantik. Sejumlah aktivis LSM dan tokoh masyarakat menilai, selama setahun tersebut, rapor wakil rakyat lebih banyak merah ketimbang hitamnya.
"Kita menilai, dalam setahun terakhir, rapor DPRD Payakumbuh memang merah. Mereka gagal menjalankan fungsi pengawasan dan legislasi dengan baik. Kalaupun ada pengawasan dilakukan, terkesan untuk bargaining position saja," kata Direktur Eksekutif LSM Madani Syaiful Rahman.
Lebih ironisnya lagi, menurut Syaiful Rahman, DPRD Payakumbuh terkesan lebih sering menikmati kunjungan kerja ke luar daerah. "Mereka terkesan lebih sering ketemu dengan traveling agency, ketimbang dengan rakyat yang menjadi konstituen," ujar Syaiful Rahman yang pernah melaporkan kasus dugaan korupsi mantan Bupati Limapuluh Kota Alis Marajo Dt Sori Marajo.
Senada dengan Syaiful Rahman, aktivis LSM Dinamika Independen Anak Nagari (DIAN) Risman Mansyur juga memberi rapor merah untuk DPRD Payakumbuh yang baru setahun dilantik.
"Sepertinya, rapor DPRD Payakumbuh memang layak disebut merah. Mereka lebih banyak studi banding yang menguras duit rakyat, ketimbang menemui langsung rakyatnya. Padahal, kalau dipikir-pikir studi banding ke luar daerah tidak perlu. Cukup tukur pikiran dengan pemilih atau bersama pemuka masyarakat," ujar Risman.
Berdasarkan data yang dirinci LSM Madani, LSM DIAN. Dalam setahun terakhir, sudah 30 kali anggota dan pimpinan DPRD "plesiran" ke luar Sumbar. Plesiran itu dikemas dalam bentuk kunjungan kerja, konsultasi, workhsop, dan bimbingan teknis.
Atas ulah DPRD yang kerap "plesiran" tersebut. Tidak hanya kalangan LSM saja yang geram. Kalangan rakyat seperti Ketua SPSI Payakumbuh Basril Abbas ikut pula menyentilnya.
"Dulu, wakatu kampanye indak tangguang janji doh. Ka mamparjuangkan rakyatlah, ka menyerap aspirasi rakyat. Kini lah duduak satahun, pai ka lua daerah nan banyak? Manga tuh? Lai indak raun?" ujar Abbas Karya, secara terpisah.
Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Mahammadiyah Sumatera Barat (UMSB) di Payakumbuh Sevindrajuta, justru sudah sejak lama memperingatkan DPRD Payakumbuh agar tidak raun-raun melulu. Bahkan, saat DPRD baru dilantik Sevindrajuta sudah mengeluarkan statemen di Padang Ekspres edisi 2 September 2009.
Kini, ketika mengetahui DPRD sudah lebih 30 kali meninggalkan Sumbar dengan uang rakyat. Sevindrajuta belum bisa dihubungi kembali. Tapi Syaiful Rahman dengan nada setengah berkelakar berani mengatakan, "Benar kata Milan Kundera, kekuasan terkadang cenderung membuat orang lupa."
Terpisah, Ketua DPRD Payakumbuh Wilman Singkuan belum mau menanggapi komentar sejumlah sejumlah aktifis LSM di Payakumbuh, tentang rapor DPRD yang masih merah, DPRD yang gagal menjalankan fungsi pengawasan atau legislasi dengan baik, dan DPRD yang sering studi banding.
"Hari Jum'at, kita berencana menggelar buka bersama dengan kalangan wartawan. Hari itu saja kita beri komentar ya," kata Wilman Singkuan ketika dikonfirmasi, Rabu (1/9/2010) siang.
(padang-today.com/klc-1)
0 Response to " "